CEGHITO OGHANG MELAYU....



Penyiksaan Membawa Berkah...........
Sepasang oghang tua yang pergi belanjo di sebuah toko baghang pecah belah untuk mencaghi hadiah buat cucunyo yang akan menikah . Kemudian mato megheko tetuju kepado sebuah cawan yang sangat molek dan cantik. “ditengok cawan itu,” kato si nenek kepado suaminyo. “yo betol, inilah cawan tercantik yang penah aku tengok,” kato  si lakinyo tu.
ketiko megheko mendekati cawan itu, tibo-tibo cawan yang dimaksud tu becakap “Teghimo kasihlah  untuk pehatianyo dan pujiannyo,kato si cawan tu ( Pandai jugo e.... cawan tu becakap ).... perlu diketahui bahwonya aku dulunya tidaklah semolek dan secantik ini. Sebelum menjadi cawan yang  miko beduo tengok dan yang miko puji puji ni, aku hanyolah seonggok tanah liat yang tak berguno. Namun suatu aghi ado seoghang pengrajin yang benamo Andesta dengan tangan kotou melempo aku ke sebuah roda beputo puto.
Kemudian Andesta mulai memuto-muto aku hinggo kepalo aku meghaso peneng. beghenti ! beghenti ! Aku betiak, Tetapi oghang itu berkato “belum !” lalu dio mulai menyodok dan menumbokbeulang-ulang. Beghenti! beghenti ! tetiak aku lagi. Tapi oghang ini masih sajo menumbok aku, tanpo menghiraukan tetiakanku. Bahkan lebih buruk lagi Andesta memasukkan aku ke dalam bagho api . Panas ! Panas ! Tiakanku dengan keras. Beghenti tolonglah ! Cukoplah jangan sikso aku lagi tolonglah ! Tiakku lagi. Tapi oghang ini berkato “belom !”
Akhirnyo Andesta mengangkat aku daghi perapiantu dan membiokan aku sampai sejuk. Aku pikie, selesailah penderitaanku. Oh ternyato belum. Setelah dingin aku dibeghikan  kepado seoghang anak dagho mudo yang benamo Icha  dan dio mulai mewarnai aku pakai semprot. Asapnyo begitu memualkan dan membuat aku tebatok bato sambel betiak. Tolonglah beghenti ! beghenti ! Aku berteriak.
Si Icha itu berkato “belum  lagi!” Lalu icha membeghikan aku kepada seoghang anak mudo yang benamo Ucuamin  dan dio memasukkan aku lagi ke dalam perapian yang lebih panas daghi sebelumnyo! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteiak sekuat-kuatnyo. Tapi oghang ini tak peduli dengan tiakanku. Ucuamin teghos membako aku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiokan sampain sejuk.
Setelah betol betol badan aku sejuk, seoghang  anak dagho yang benamo Siti  mengangkat aku dan menempatkan aku kedalam kotak kaco. Aku tengok diriku. Alangkah Aku tekejot sekali. Aku hampie tak pecayo, kegheno di hadapanku berdighi sebuah cawan yang begitu molek dan cantik. Semua kesakitan,penyiksaanku dan penderitaanku yang tadinyo hilang begitu ajo ketiko  aku tengok dighiku.
Dan akhirnyo keduo oghang tua tadi dengan hati yang sedih dan pilu mendengo ceghito dari cawan tu akhirnyo tampo belengah lagi pegi bejumpo dengan oghang yang punyo toko tu. Setelah dibelinyo cawan tadi tu dibungkoslah dengan sangat hati hati dan oghang tua beduo tu pon balek................................
Renungan :
Sepeti inilah Allah SWT membentuk kito. Pado saat Allah membentuk kito, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mato. Tetapi inilah satu-satunyo caro bagi-Nyo untuk menghubah kito supayo menjadi cantik akhlak dan memancarkan kemuliaan-Nyo.
“Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apobila kamu jatoh ke dalam berbagai pencobaan, sebab kito tahu bahwo ujian terhadap kito menghasilkan ketekunan. Dan biokanlah ketekunan itu mempeoleh buah yang masak supayo kito menjadi sempurno dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANTUN MELAYU

Pantun Panglima 01. Burung helang terbang menjerit, Unggas melayang jadi mangsanya; Keris disandang pedang diheret, Takut berjuang apa gunanya. 02. Canang pendekar hebat bunyinya, Raja berangkat istana Puri; Jangan kaucabar darjat panglima, Salah disanggah ajal menanti. 03. Bunga telapuk songket pendekar, Senget terselak sebelah kiri; Bumi kutampar langit bergegar, Inikan pula busut baru nak jadi. 04. Pohon gajus condong ditangkat, Buahnya timbul jatuh di perigi; Walaupun putus jalan maripat, Cakap takbur ilmu tak jadi. 05. Kayu serentang dibuat antan, Lesungnya pula batang membatu; Sikat melintang lagi kutelan, Inikan pula membujur lalu. 06. Ikan kenderah masak berkuah, Giling perisa tidak berkunyit; Takat sedepa kaubawa galah, Janganlah cuba 'nak jolok langit. 07. Cantiknya rupa burung belatuk, Cari makan di tunggul buruk; Kail sebentuk umpan secangkuk, Habis kutangkap ikan selubuk. 08. Buat sikat si duri tanduk, Sikatkan ...
Baca selengkapnya

Sejarah Bengkalis

Pada tahun 1645 M, datanglah satu keluarga kecil yang terdiri dari suami istri. Karena mereka datang dari sebuah kerajaan yang besar dan mempunyai tamaddun yang tinggi, juga mempunyai pemerintah yang teratur, maka dari itu kedua suami istri itu melaporkan dirinya kepada Batin-batin yang berempat yaitu Batin Bengkalis, Batin Senderak, Batin Penebal dan Batin Alam untuk tinggal di Bengkalis selama-lamanya dan langsung menjadi penduduk Bengkalis. Setelah beberapa lamanya tinggal di Bengkalis, mereka belum mendapat cahaya mata, sehingga mereka mengambil seorang anak perempuan sebagai anak angkatnya. Karena sayang yang amat sangat, maka anak perempuan tersebut dinamakan Intan. Menurut orang kita melayu, Intan ialah suatu permata yang sangat tinggi nilai dan harganya, menjadi idaman bagi yang belum memiliki dan menjadi pujaan bagi yang telah menpunyainya. Kedua suami istri dan anak angkatnya ini sangat pandai bergaul dan menarik hati penduduk, sehingga Batin-batinpun sangat me...
Baca selengkapnya

NAFAS LAM JALALLAH

NAFAS LAM JALALLAH Yang sebenar benarnya AKU itu nyata pada DIRIMU, kepada Sifat yang disifatkan, Maka karamkanlah DIRIMU dalam lautan tidak bertepi itu niscaya yang ada bukan lagi ENGKAU atau AKU MU tetapi AKU DZAT yang mengzahirkan segalanya, Aku dalam rupamu Yakni SifatKu Yang Nyata dalam KelakuanMu, Engkau Tiada UPAYA dan KEKUATAN untuk melakukan segala gerak itu malahan Engkau melakukan atas Kurnia dan Rahmatku semata-mata Kenapa engkau masih merasa ada kewujudan dalam hidup ini sedangkan WUJUD itu adalah Aku semata-mata, Yang mengerjakan kelakuanmu itu Aku atas Kudrat dan IradatKu, Yang menentukan waktu pun Aku, Aku punya Ilmu, Tanpa itu Engkau Tiada, Aku sengaja menyatakan DIRIKU padamu dan Aku memuji DiriKu diatas lidahmu. Jangan sekali-kali ada rasa didalam hatimu bahwa engkau mempunyai kemampuan untuk memujiKu, Ketahuilah bahwa engkau adalah hambaKu yang FAKIR berhak menerima PemberianKu dengan kasih dan sayangKu akan kupersembahkan sedikit rahasia tentang DIRIKU pada MU ...
Baca selengkapnya