Fungsi Bhinneka
FUNGSI BHINNEKA TUNGGAL IKA
Bangsa Indonesai telah lama hidup di dalam keaneka ragaman, tetapi hal ini tidak pernah menampilkan perseteruan antar rakyat Indonesia. Keberagaman yang ada digunakan untuk membentuk suatu Negara yang besar. Keberagaman yang terjadi baik itu di dalam segi kepercayaan, warna kulit, suku bangsa, agama, bahasa, menjadikan Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang besar dan berdaulat. Sejarah mencatat bahwasanya semua anak bangsa yang tergabung dalam berbagai macam suku turut serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dengan mengambil peran masing-masing.
Para tokoh bangsa yang bergerak dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia telah menyadari tantangan yang harus dihadapi oleh karena kemajemukan yang ada di dalam bangsa ini. Keberagaman menjadi sebuah realitas yang tidak dapat dihindari di dalam negeri ini. Pemikiran dan tindakan yang diperbuat tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menunjukkan pada dunia bahwa cita-cita bangsa akan terwujud dengan keanekaragaman itu. Ke-bhinneka-an merupakan sebuah hakikat realitas yang telah ada dalam bangsa Indonesia, sedangkan ke-Tunggal-Ika-an merupakan sebuah cita-cita kebangsaan. Wahana inilah yang menjadi jembatan emas penghubung menuju pembentukan Negara berdaulat serta menunjukkan kebesarannya di mata dunia.
Konsep Bhinneka Tunggal Ika merupakan sebuah semboyan yang dijadikan dasar Negara Indonesia. Oleh karena itu, Bhinneka Tunggal Ika patut dijadikan sebagai landasan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan di dalam bangsa Indonesia. Kita sebagai generasi selanjutnya yang bisa menikmati kemerdekaan dengan mudah, haruslah bersungguh-sungguh dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa saling menghargai dengan masyarakat tanpa saling memikirkan percampuran suku bangsa, ras, agama, bahasa, dan keaneka ragaman lainnya. Tanpa adanya kesadaran di dalam diri rakyat Indonesia, maka pantaslah Indonesia akan hancur dan terpecah belah.
PRINSIP BHINNEKA TUNGGAL IKA
1. Common Denominator
Di Indonesia, berbagai macam keaneka ragaman yang ada tidaklah membuat bangsa ini menjadi pecah. Terdapat 5 agama yang ada di Indonesia, dan hal tersebut tidak membuat agama-agama tersebut untuk saling mencela. Maka sesuai prinsip pertama dari Bhinneka Tunggal Ika, maka perbedaan-perbedaan di dalam agama tersebut haruslah dicari common denominatornya, atau dengan kata lain kita haruslah mencari persamaan dalam perbedaan itu, sehingga semua rakyat yang hidup di Indonesia bisa hidup di dalam keanekaragaman dan kedamaian dengan adanya kesamaan di dalam perbedaan tersebut.
Begitu juga halnya dengan dengan aspek lain yang memiliki perbedaan di Indonesia, seperti adat dan kebudayaan yang terdapat di setiap daerah. Semua macam adat dan budaya itu tetap diakui konsistensinya sebagai adat dan budaya yang sah di Indonesia, namun segala macam perbedaan tersebut tetap bersatu di dalam bingkai Negara kesatuan republik Indonesia.
2. Tidak Bersifat Sektarian dan Enklusif
Makna yang terkandung di dalam prinsip ini yaitu semua rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan menganggap bahwa dirinya atau kelompoknya adalah yang paling benar, paling hebat, atau paling diakui oleh yang lain. Pandangan-pandangan sectarian dan enklusif haruslah dihilangkan pada segenap tumpah darah Indonesia, karena ketika sifat sectarian dan enklusif sudah terbentuk, maka akan banyak konflik yang terjadi dikarenakan kecemburuan, kecurigaan, sikap yang berlebihan, dan kurang memperhitungkan keberadaan kelompok atau pribadi lain.
Bhinneka Tunggal Ika bersifat inklusif, dengan kata lain segala kelompok yang ada haruslah saling memupuk rasa persaudaraan, kelompok mayoritas tidak memperlakukan kelompok minoritas ke dalam posisi terbawah, tetapi haruslah hidup berdampingan satu sama lain. Kelompok mayoritas juga tidak harus memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain.
3. Tidak Bersifat Formalistis
Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat formalistis, yang hanya menunjukkan perilaku semu dan kaku. Tetapi, Bhinneka Tunggal Ika bersifat universal dan menyeluruh. Hal ini dliandasi oleh adanya rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya mempercayai, dan saling rukun antar sesame. Karena dengan cara inilah, keanekaragaman dapat disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan.
4. Bersifat Konvergen
Bhinneka Tunggal Ika bersifat konvergen dan tidak divergen. Segala macam keaneka ragaman yang ada jika terjadi masalah, bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi haruslah dicari satu titik temu yang dapat membuat segala macam kepentingan menjadi satu. Hal ini dapat dicapai jika terdapatnya sikap toleran, saling percaya, rukun, non sectarian, dan inklusif.
IMPLEMENTASI BHINNEKA TUNGGAL IKA
Implementasi terhadap Bhinneka Tunggal Ika dapat tercapai jika rakyat dan seluruh komponen mematuhi prinsip-prinsip yang telah disbeutkan di atas. Yaitu :
1. Perilaku Inklusif
Seseorang haruslah menganggap bahwa dirinya sedang berada di dalam suatu populasi yang luas, sehingga dia tidak melihat dirinya melebihi dari yang lain. Begitu juga dengan kelompok. Kepentingan bersama lebih diutamakan daripada keuntungan pribadi atau kelompoknya. Kepentingan bersama dapat membuat segala komponen merasa puas dan senang. Masing-masing kelompok memiliki peranan masing-masing di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Mengakomodasi Sifat Prulalistik
Ditinjau dari keanekaragaman yang ada di dalam negeri ini, maka sepantasnyalah jika Indonesia merupakan bangsa dengan tinglat prulalistik terbesar di dunia. Hal inilah yang membuat bangsa kita disegani oleh bangsa lain. Namun, jika hal ini tidak dapat dipergunakan dengan baik, maka sangat mungkin akan terjadi disintegrasi di dalam bangsa.
Agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat dan budaya yang ada di Indonesia memiliki jumlah yang tidak sedikit. Sikap saling toleran, saling menghormati, saling mencintai, dan saling menyayangi menjadi hal mutlak yang dibutuhkan oleh segenap rakyat Indonesia, agar terciptanya masyarakat yang tenteram dan damai.
3. Tidak Mencari Menangnya Sendiri
Perbedaan pendapat merupakan hal yang lumrah terjadi pada zaman sekarang. Apalagi ditambah dengan diberlakukannya sistem demokrasi yang menuntut segenap rakyat bebas untuk mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Oleh karena itu, untuk mencapai prinsip ke-Bhinneka-an, maka seseorang haruslah saling menghormati antar satu pendapat dengan pendapat yang lain. Perbedaan ini tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi untuk dicari suatu titik temu dengan mementingkan kepentingan bersama. Sifat konvergen haruslah benar-benar dinyatakan di dalam hidup berbangsa dan bernegara, jauhkan sifat divergen.
4. Musyawarah untuk Mufakat
Perbedaan pendapat antar kelompok dan pribadi haruslah dicari solusi bersama dengan diberlakukannya musyawarah. Segala macam perbedaan direntangkan untuk mencapai satu kepentingan. Prinsip common denominator atau mencari inti kesamaan haruslah diterapkan di dalam musyawarah. Dalam musyawarah, segala macam gagasan yang timbul akan diakomodasikan dalam kesepakatan. Sehingga kesepakatan itu yang mencapai mufakat antar pribadi atau kelompok.
5. Dilandasi Rasa Kasih Sayang dan Rela Berkorban
Sesuai dengan pedoman sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, rasa rela berkorban haruslah diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Rasa rela berkorban ini akan terbentuk dengan dilandasi oleh rasa salin kasih mangasihi, dan sayang menyayangi. Jauhilah rasa benci karena hanya akan menimbulkan konflik di dalam kehidupan.
Tanpa pengorbanan, sekurang-kurangnya mengurangi kepentingan pribadi dan kelompok serta mengurangi pamrih pribadi. Hal ini mutlak diperlukan.
Baiklah sobat, inilah artikel kali ini mengenai Bhinneka Tunggal Ika, semoga ilmunya bermanfaat untuk sobat sekalian.
Bangsa Indonesai telah lama hidup di dalam keaneka ragaman, tetapi hal ini tidak pernah menampilkan perseteruan antar rakyat Indonesia. Keberagaman yang ada digunakan untuk membentuk suatu Negara yang besar. Keberagaman yang terjadi baik itu di dalam segi kepercayaan, warna kulit, suku bangsa, agama, bahasa, menjadikan Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang besar dan berdaulat. Sejarah mencatat bahwasanya semua anak bangsa yang tergabung dalam berbagai macam suku turut serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dengan mengambil peran masing-masing.
Para tokoh bangsa yang bergerak dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia telah menyadari tantangan yang harus dihadapi oleh karena kemajemukan yang ada di dalam bangsa ini. Keberagaman menjadi sebuah realitas yang tidak dapat dihindari di dalam negeri ini. Pemikiran dan tindakan yang diperbuat tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menunjukkan pada dunia bahwa cita-cita bangsa akan terwujud dengan keanekaragaman itu. Ke-bhinneka-an merupakan sebuah hakikat realitas yang telah ada dalam bangsa Indonesia, sedangkan ke-Tunggal-Ika-an merupakan sebuah cita-cita kebangsaan. Wahana inilah yang menjadi jembatan emas penghubung menuju pembentukan Negara berdaulat serta menunjukkan kebesarannya di mata dunia.
Konsep Bhinneka Tunggal Ika merupakan sebuah semboyan yang dijadikan dasar Negara Indonesia. Oleh karena itu, Bhinneka Tunggal Ika patut dijadikan sebagai landasan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan di dalam bangsa Indonesia. Kita sebagai generasi selanjutnya yang bisa menikmati kemerdekaan dengan mudah, haruslah bersungguh-sungguh dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa saling menghargai dengan masyarakat tanpa saling memikirkan percampuran suku bangsa, ras, agama, bahasa, dan keaneka ragaman lainnya. Tanpa adanya kesadaran di dalam diri rakyat Indonesia, maka pantaslah Indonesia akan hancur dan terpecah belah.
PRINSIP BHINNEKA TUNGGAL IKA
1. Common Denominator
Di Indonesia, berbagai macam keaneka ragaman yang ada tidaklah membuat bangsa ini menjadi pecah. Terdapat 5 agama yang ada di Indonesia, dan hal tersebut tidak membuat agama-agama tersebut untuk saling mencela. Maka sesuai prinsip pertama dari Bhinneka Tunggal Ika, maka perbedaan-perbedaan di dalam agama tersebut haruslah dicari common denominatornya, atau dengan kata lain kita haruslah mencari persamaan dalam perbedaan itu, sehingga semua rakyat yang hidup di Indonesia bisa hidup di dalam keanekaragaman dan kedamaian dengan adanya kesamaan di dalam perbedaan tersebut.
Begitu juga halnya dengan dengan aspek lain yang memiliki perbedaan di Indonesia, seperti adat dan kebudayaan yang terdapat di setiap daerah. Semua macam adat dan budaya itu tetap diakui konsistensinya sebagai adat dan budaya yang sah di Indonesia, namun segala macam perbedaan tersebut tetap bersatu di dalam bingkai Negara kesatuan republik Indonesia.
2. Tidak Bersifat Sektarian dan Enklusif
Makna yang terkandung di dalam prinsip ini yaitu semua rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan menganggap bahwa dirinya atau kelompoknya adalah yang paling benar, paling hebat, atau paling diakui oleh yang lain. Pandangan-pandangan sectarian dan enklusif haruslah dihilangkan pada segenap tumpah darah Indonesia, karena ketika sifat sectarian dan enklusif sudah terbentuk, maka akan banyak konflik yang terjadi dikarenakan kecemburuan, kecurigaan, sikap yang berlebihan, dan kurang memperhitungkan keberadaan kelompok atau pribadi lain.
Bhinneka Tunggal Ika bersifat inklusif, dengan kata lain segala kelompok yang ada haruslah saling memupuk rasa persaudaraan, kelompok mayoritas tidak memperlakukan kelompok minoritas ke dalam posisi terbawah, tetapi haruslah hidup berdampingan satu sama lain. Kelompok mayoritas juga tidak harus memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain.
3. Tidak Bersifat Formalistis
Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat formalistis, yang hanya menunjukkan perilaku semu dan kaku. Tetapi, Bhinneka Tunggal Ika bersifat universal dan menyeluruh. Hal ini dliandasi oleh adanya rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya mempercayai, dan saling rukun antar sesame. Karena dengan cara inilah, keanekaragaman dapat disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan.
4. Bersifat Konvergen
Bhinneka Tunggal Ika bersifat konvergen dan tidak divergen. Segala macam keaneka ragaman yang ada jika terjadi masalah, bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi haruslah dicari satu titik temu yang dapat membuat segala macam kepentingan menjadi satu. Hal ini dapat dicapai jika terdapatnya sikap toleran, saling percaya, rukun, non sectarian, dan inklusif.
IMPLEMENTASI BHINNEKA TUNGGAL IKA
Implementasi terhadap Bhinneka Tunggal Ika dapat tercapai jika rakyat dan seluruh komponen mematuhi prinsip-prinsip yang telah disbeutkan di atas. Yaitu :
1. Perilaku Inklusif
Seseorang haruslah menganggap bahwa dirinya sedang berada di dalam suatu populasi yang luas, sehingga dia tidak melihat dirinya melebihi dari yang lain. Begitu juga dengan kelompok. Kepentingan bersama lebih diutamakan daripada keuntungan pribadi atau kelompoknya. Kepentingan bersama dapat membuat segala komponen merasa puas dan senang. Masing-masing kelompok memiliki peranan masing-masing di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Mengakomodasi Sifat Prulalistik
Ditinjau dari keanekaragaman yang ada di dalam negeri ini, maka sepantasnyalah jika Indonesia merupakan bangsa dengan tinglat prulalistik terbesar di dunia. Hal inilah yang membuat bangsa kita disegani oleh bangsa lain. Namun, jika hal ini tidak dapat dipergunakan dengan baik, maka sangat mungkin akan terjadi disintegrasi di dalam bangsa.
Agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat dan budaya yang ada di Indonesia memiliki jumlah yang tidak sedikit. Sikap saling toleran, saling menghormati, saling mencintai, dan saling menyayangi menjadi hal mutlak yang dibutuhkan oleh segenap rakyat Indonesia, agar terciptanya masyarakat yang tenteram dan damai.
3. Tidak Mencari Menangnya Sendiri
Perbedaan pendapat merupakan hal yang lumrah terjadi pada zaman sekarang. Apalagi ditambah dengan diberlakukannya sistem demokrasi yang menuntut segenap rakyat bebas untuk mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Oleh karena itu, untuk mencapai prinsip ke-Bhinneka-an, maka seseorang haruslah saling menghormati antar satu pendapat dengan pendapat yang lain. Perbedaan ini tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi untuk dicari suatu titik temu dengan mementingkan kepentingan bersama. Sifat konvergen haruslah benar-benar dinyatakan di dalam hidup berbangsa dan bernegara, jauhkan sifat divergen.
4. Musyawarah untuk Mufakat
Perbedaan pendapat antar kelompok dan pribadi haruslah dicari solusi bersama dengan diberlakukannya musyawarah. Segala macam perbedaan direntangkan untuk mencapai satu kepentingan. Prinsip common denominator atau mencari inti kesamaan haruslah diterapkan di dalam musyawarah. Dalam musyawarah, segala macam gagasan yang timbul akan diakomodasikan dalam kesepakatan. Sehingga kesepakatan itu yang mencapai mufakat antar pribadi atau kelompok.
5. Dilandasi Rasa Kasih Sayang dan Rela Berkorban
Sesuai dengan pedoman sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, rasa rela berkorban haruslah diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Rasa rela berkorban ini akan terbentuk dengan dilandasi oleh rasa salin kasih mangasihi, dan sayang menyayangi. Jauhilah rasa benci karena hanya akan menimbulkan konflik di dalam kehidupan.
Tanpa pengorbanan, sekurang-kurangnya mengurangi kepentingan pribadi dan kelompok serta mengurangi pamrih pribadi. Hal ini mutlak diperlukan.
Baiklah sobat, inilah artikel kali ini mengenai Bhinneka Tunggal Ika, semoga ilmunya bermanfaat untuk sobat sekalian.
Komentar
Posting Komentar